Salah satu jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan (edibel)
adalah jamur kayu. Disebut demikian karena jamur ini umumnya tumbuh
menempel pada kayu yang telah mati dan lapuk. Sehingga pembudidayaan
secara tradisional juga menggunakan log kayu yang dipotong-potong.
Tetapi kini budidaya jamur kayu banyak dilakukan dengan menggunakan
serbuk gergaji kayu sebagai media tanamnya.
Ada beberapa jenis jamur kayu yang umum dibudidayakan yaitu :
Jamur Kuping (Auricularia sp), Jamur Tiram(Pleurotus Ostreatus),
Jamur Shiitake(Lentinus Edodus), Jamur Ling zhie(Ganoderma), Jamur
Kepala kera, Jamur Paha ayam dan lain sebagainya.
Manfaat jamur kayu selain bergizi cukup tinggi juga bermanfaat bagi
kesehatan diantaranya untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung,
kolesterol, tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru, menetralisir racun
dan memperlancar proses metabolisme di dalam tubuh. Disamping itu,
bermanfaat juga untuk anti virus,anti tumor, anti kanker,diabetes,
hepatitis, sesak napas, migren dan lain sebagainya
SYARAT TUMBUH
Jamur kayu dapat tumbuh dan dibudidayakan di daerah beriklim dingin
maupun panas dengan suhu 12 – 36 0C, namun suhu optimum antara 20 – 28
0C. masing masing jamur memiliki karakter dan kebutuhan biologi hidup
berbeda beda. Beberapa diantaranya adalah kebutuhan sinar matahari tidak
langsung, kelembaban udara, suhu dan sirkulasi udara. Sebagai contoh
jamur kuping akan tumbuh dengan optimal pada suhu 22 0C dan kelembaban
93 %, jamur tiram akan tumbuh dengan optimal pada suhu 27 0C dan
kelembaban 60 %, jamur lingzhi akan tumbuh dengan optimal pada suhu 25
0C dan kelembaban 65 %, jamur shiitake akan tumbuh dengan optimal pada
suhu 16 0C dan kelembaban 97 %.
TEKHNIK PRODUKSI BENIH SIAP TANAM
Bahan dan Perlengkapan yang perlu disiapkan
• Serbuk gergaji kayu yang lunak (albasia) yang sudah diayak
dibiarkan satu bulan untuk menghilangkan getah dan sisa minyak pelumas
yang terkandung didalamnya.
• Bahan campuran : Gips (CaSO4), Kapur (CaCO3), Bekatul, TSP dan lain sebagainya.
• Cincin plastik, kapas dan tutup cincin
• Plastik (polypropilene) yang tahan panas
• Lampu, spirtus, alkohol, formalin, pinset
Penyiapan Media Tumbuh
Media tumbuh jamur terdiri atas campuran : Serbuk gergaji, Bekatul,
kapur dan bahan tambahan lainnya dengan perbandingan 100 : 10 – 15 : 1
dan bibit jamur (F-3).
Tahapan pengisian polybag dengan bahan serbuk gergaji adalah sebagai berikut :
• Bahan-bahan dicampur rata dengan Kadar air 60% dengan cara
memerciki campuran dengan air. Selanjutnya Campuran media tumbuh
tersebut dimasukan dalam polybag (polypropilene) dan dipadatkan.
Pemadatan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin / manual ditekan
dengan tangan. Pengisian polybag sampai setinggi ± 2/3 atau 3/4 bagian.
Pada mulut plastik dipasang cincin plastik dan disumbat dengan kapas
kemudian ditutup dengan tutup cincin. Setelah itu polybag siap untuk
disterilkan.
• Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklap (panas
bertekanan) tekanan 1 atmosfer atau suhu 120 0C selama 5-6 jam, atau
dikukus dengan suhu 95-100 0C selama 12 jam.
• Pada hari berikutnya setelah media dingin antara 35 - 40 C
dilakukan inokulasi (pemberian bibit f-3) dengan cara membuka kapas dan
memasukan bibit pada lubang yang telah disediakan dengan sendok steril,
selanjutnya lubang ditutup kembali dengan kapas.
• Polybag yang sudah diinokulasi kemudian disimpan (proses inkubasi) sambil menunggu pertumbuhan mycelium.
TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum polybag dimasukkan, seharusnya didalam kumbung jamur sudah
disterilkan dengan cara lantai ditaburi kapur dan insektisida. 1 – 2
hari kemudian polybag dimasukkan ditata rapi dilantai untuk menumbuhkan
myselium.
Setelah ± 1/2 - 3/4 bagian permukaan media ditumbuhi oleh mycelium
jamur, maka polybag siap disusun dengan rak sederhana yang terbuat dari
bambu dengan posisi tidur dan tumpuan diatur bolak – balik. Kemudian
dibuat lubang pada ujung polybag (dekat tutup) dengan cara menyobek
plastik polybag berbentuk X, V atau + sepanjang ± 1,5 Cm untuk jamur
kuping dan tiram sebagai tempat munculnya tubuh buah jamur.
Sedang untuk jamur ling zhie cukup dengan melepas kapas sebagai
tempat munculnya tubuh buah jamur sedangkan untuk jamur shiitake setelah
miselium memenuhi media maka plastic dilepas seluruhnya. Sejak itu
jamur dirawat dengan cara dilakukan penyemprotan dengan menggunakan
handsprayer. Jika calon jamur sudah tumbuh dan berumur 15 hari, maka
pada sisi yang berlawanan (bagian belakang) dibuatkan lubang untuk
munculnya tubuh buah jamur.
PANEN DAN PASCA PANEN
Jamur kuping siap dipanen bila ukurannya sudah optimal yang ditandai
dengan ciri-ciri jamur sudah mulai mengkerut dan keriting pada bagian
pinggir tudung jamur (±30 hari ).jamur tiram umumnya siap dipetik ketika
telah berusia 2 (dua) hari sejak tunas, jamur ling zhie umumnya siap
petik pada umur 1,5 – 2 bulan sejak tunas. Pemanenan dilakukan dengan
mencabut seluruh bagian jamur yang ukurannya sudah optimal.
Setelah dicabut, serbuk kayu yang menempel pada bagian akar jamur
kuping segera dibersihkan. Kemudian jamur dicuci bersih dengan air lalu
dikeringkan dengan sinar matahari atau dapat juga dengan mesin pengering
jika cuaca tidak memungkinkan (untuk jamur kuping dan lin zhie). Tetapi
ada pula yang cukup dijual kondisi segar seperti jamur tiram dan jamur
shiitake.
Langkah berikutnya adalah mengemas jamur tersebut kedalam kantong
plastik kedap udara agar jamur tahan lebih lama dan tampak lebih
menarik. Selanjutnya jamur siap untuk dipasarkan.
PEMASARAN
Jamur kayu dapat dipasarkan dalam bentuk segar maupun dalam bentuk
kering. Baik untuk pasar eksport maupun untuk pasar lokal. Ada juga yang
memasarkannya dalam bentuk olahan seperti keripik jamur, sop jamur,
sate jamur, teh jamur, syrup jamur, kapsul dan lain sebagainya.
Namun pada umumnya jamur kuping, jamur ling zhie dipasarkan dalam
bentuk kering sedang jamur tiram dan jamur shiitake dipasarkan dalam
bentuk segar keberbagai daerah antara lain Jakarta, Bogor, Tangerang,
Bandung, Tasik, Surabaya, Bali, Kalimantan, Lampung, Palembang, Batam
dan kota lainnya (untuk lokal). Sedang untuk pasar eksport antara lain
ke negara Taiwan, Singapura, Hongkong , Jepang, Amerika dan beberapa
negara Eropa.
Untuk memenuhi keperluan eksport biasanya diperlukan standar
kualitas tertentu diantaranya besar, lebar dan bersih disamping itu juga
perlu mempertimbangkan 3 Q yakni Qualitas, Quantitas dan Qontinuitas.