Bloggerberdatu

7/10/13

Cara Mendidik Anak ala Rasulullah

Orangtua mana yang tak ingin melihat anak-anaknya tumbuh cerdas, pintar dan saleh. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.  Berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan anak menjadi saleh dan pintar.
Namun di zaman modern ini kiranya sulit, melihat pengaruh dari media yang buruk, dan lingkungan yang sudah tergores oleh gaya hidup kebarat-baratan. Hal ini sehingga membutuhkannya peran penting orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Anak adalah titipan Allah Swt., perhiasan hidup dan penerus harapan dan cita-cita orang tuanya.
Anak ibarat kertas putih, yang bisa ditulis dengan tulisan apa saja. Peran orangtua sangatlah vital. Karena melalui orang tualah, anak akan menjadi manusia yang baik atau tidak. Rasulullah SAW, sebagai teladan paripurna, telah memberikan tuntunan bagaimana mendidik dan mempersiapkan anak. Dan hal yang paling penting adalah keteladanan dalam melakukan hal-hal yang utama. Inilah yang harus dilakukan orangtua. Bukan hanya memerintah dan menyalahkan, tapi yang lebih penting adalah memberikan contoh kongkret. Secara simultan hal itu juga harus ditopang oleh lingkungan, pergaulan, dan masyarakat. (hal. 15-34)
Banyak orang tua yang tidak begitu memperhatikan pendidikan agama anak-anaknya, sehingga anak mereka hidup tanpa tuntunan. Buku ini hadir sebagai panduan lengkap para orangtua tentang cara mendidik anak ala Rasulullah SAW semenjak dalam Kandungan hingga 18 tahun.
Berbagai cara mendidik anak ala Rasulullah, Sejak dalam kandungan, misalnya dengan cara mendoakan anak sejak masih dalam tulang Sulbi sang Ayah, hingga memberikan dzikir doa keselamatan saat akan lahir.  Ketika anak lahir sampai usia 3 tahun, anak membutuhkan banyak stimulasi atau rangsangan agar saraf-saraf di otaknya berkembang sehingga mendorong kecerdasan dan pembentukan jiwa sang anak (hal 49).  Pada usia 4-10 hingga 18 tahun, anak hendaknya diajari belajar mengenali dirinya dan mengajari sesuatu dengan kejujuran. Biasanya orangtua kerap mengiming-iming anak agar anak itu senang dengan berkata bohong kepada anaknya, mengajarkan dan memperlakukan anak dengan mencela dan sering memberikan ketidakadilan pada anak-anak mereka serta memanjakan anak secara berlebihan (hal 69, 101).  Hal inilah yang menjadi permasalahan anak seringkali menjadi nakal, psikologi mental anak menjadi rendah serta membuat anak kehilangan percaya pada dirinya. Imam Ghazali menyatakan bahwa sesungguhnya anak adalah amanah yang harus dijaga dan dibekali ilmu agama untuk terwujudnya anak-anak yang shalih dan shalihah.
Buku ini sangat menarik untuk menjadi pedoman bersama bagi para orangtua dalam mendidik putra-putri mereka. Dan dibumbui dengan cara/pola mendidik ala rasulullah yang paling mudah dan efektif dalam mengajari anak tentang berbagai macam perilaku Islami di zaman sekarang. Selamat membaca.

0 komentar: