I. PENDAHULUAN
Setiap manusia secara Sunnatullah saling terkaitan.
Sehingga akan membentuk kelompok-kelompok kecil yang notabennya adalah
sebuah komunitas dan akan berbaur membentuk komunitas besar. Komunitas
yang besar dengan kepemilikan wilayah yang luas, menentukan didirikannya
sebuah pemerintahan. Seperti itu pula sebuah pemerintahan akan
dipertahankan hingga turun menurun sehingga membentuk suatu pemerintahan
atau Dinasti keluarga yang langgeng. Analogi seperti itu pula yang
cocok diterapkan pada Dinasti Umayyah yang dari periode ke periode
selalu menuntut untuk dipertahankan eksistensi dan kejayaannya.
Abdul
Malik bin Marwan dalam bahasa sejarah beliau dikenal sebagai “Pendiri
kedua” Pemerintahan Dinasti Bani Umayyah. Ini merupakan gelar secara
kultural yang diberikan kepadanya oleh para sejarawan karena
kehebatannya membangun dan mempertahakan Dinasti Umayyah.
Seperti apakah Abdul Malik bin Marwan?. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskannya.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apa profil Khalifah Abdul Malik bin Marwan?
2. Seperti apa sistem pemerintahannya ?
3. Apa saja peristiwa-peristiwa penting dimasa pemerintahannya ?
4. Bagaimana perkembangan peradaban islam pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan?
III. PEMBAHASAN
1. Profil Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Islam
merupakan agama yang mengatur berbagai macam dimensi kehidupan, seperti
politik, kebudayaan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan. Kaitannya
dengan ilmu pengetahuan yang dikembangkan dari generasi ke generasi akan
menghasilkan output sebuah tatanan islam yang berkelanjutan. Peradaban
islam apabila tidak dilestarikan maka akan mengalami degradasi atau
penurunan yang lama kelamaan akan mengalami kepunahan. Kaitannya dengan
itu peradaban islam warisan Rasulullah SAW dari generasi ke generasi
terus dikembangkan atau dilestarikan, tidak terkecuali pada zaman
khalifah ke V Dinasti Bani Umayyah, yaitu Abdul Malik bin Marwan
(685-705 M).
Abdul Malik bin Marwan adalah Khalifah ke V dari Dinasti
Bani Umayyah, yang secara keseluruhan Bani Umayyah berkuasa dalam
kekhalifahannya selama 90 tahun. Dinasti Umayyah beribu kota di
Damaskus. Abdul Malik bin Marwan merupakan putra dari Khalifah Marwan
bin Hakam. Nama lengkap beliau adalah Abdul Malik bin Marwan bin Hakam
bin Ash bin Umayyah.
Melihat dari nasabnya, Abdul Malik bin Marwan
dibesarkan dari keluarga ningrat. Pendidikan, kesejahteraan dan
spiritual ia dapatkan dengan mudah. Walaupun demikian Abdul Malik bin
Marwan sebelum diangkat menjadi khalifah ia tergolong orang yang tidak
begitu menyukai kemewahan berupa fasilitas-fasilitas dari ayahnya. Pada
zaman mudanya ia termasuk sosok yang zuhud, faqih, dan dianggap sebagai
salah satu ulama besar dikota Madinah.
Abdul Malik bin Marwan
memulai karir politiknya didalam kekhalifahan adalah ketika ia diangkat
sebagai gubernur kota Madinah oleh Muawiyyah. Meskipun saat itu umurnya
masih 16 tahun. Ini berarti disamping posisinya sebagai seorang ulama
besar dikota Madinah, ia juga merangkap jabatan sebagai seorang
politikus pemerintahan yaitu gubernur kota Madinah. Dualisme jabatan ini
bukan berarti menurunkannya dari visi misi keulamaannya melainkan
semakin meningkat kapasitas diri untuk menjadi seorang khalifah
sepenuhnya dan ulama yang bijak. Selanjutnya ia menjadi khalifah pusat
menggantikan ayahnya, yaitu Marwan bin Hakam. Ayahnya meninggal karena
dibunuh oleh ibu tirinya sendiri. Marwan bin Hakam (ayahnya Abdul Malik)
menikahi ibunya Khalid yang ia abaikan hak Khalid sebagai pewaris
Muawiyyah II, maka ibu Negara (ibunya Khalid) kini istri Marwan bin
Hakam tidak menyukainya dan membunuh Marwan dengan mencekik lehernya
dalam keadaan tidur.
Abdul Malik bin Marwan dilantik sebagai
khalifah disamping setelah ayahnya pada tahun 65 H / 684 M, ada satu
yang alasan lain yaitu Abdul Malik bin Marwan berhasil menyingkirkan
khalifah yang legal yaitu Abdullah bin Zubair. Abdul Malik bin Marwan
berhasil mengambil Irak dari tangan Abdullah bin Zubair dan menaklukan
Hijaz secara keseluruhan. Setelah Abdullah bin Zubair terbunuh maka ia
dibaiat oleh seluruh masyarakat muslim. Dia menjadi Khalifah sejak tahun
73 H / 692 M. Keadaan negara aman ditangannya.
2. Sistem Pemerintahan
Pemerintahan
Abdul Malik bin Marwan pada dasarnya tidak berubah dari sistem-sistem
sebelumnya, yaitu Monarchi Heridetis (kerajaan turun menurun)
Dalam
menjalankan pemerintahan, Abdul Malik bin Marwan melakukan berbagai
trobosan-trobosan eksplisit dalam mengembangkan wilayah kekuasaannya.
Akan tetapi dalam mengembangkan trobosan dan ekspansi penaklukan ke
wilayah yang lain Abdul Malik bin Marwan mendapatkan gangguan keamanan
di internal Kerajaan, yaitu perlawanan kaum Khawarij dan kaum Asy’ats.
Gangguan keamanan itu bisa diredam sebelum membesar. Selanjutnya Abdul
Malik bin Marwan mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil
menundukkan Balkh, Bukhoro, Khawarizm, Ferghana, dan Samarkan.
Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai Balugistan, Sind, dan
daerah-daerah Punjab sampai ke Maltan.
3. Peristiwa-peristiwa penting dimasa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan
a. Pemberontakan Abdurahman Ibnu Asy’ats (81-85 H/ 700-704 M).
Hajjaz
yang saat itu menjadi Gubernur Irak menugasi Abdurrahman untuk
melakukan penyerangan ke Negeri Turki pada tahun 81 H. dan berhasil
mencapai banyak kemenangan-kemenangan. Kemudian ia menyatakan
pembangkangannya kepada Hajjaz dan Abdul Malik bin Marwan. Lalu dia
memerangi Hajjaz dan berhasil menjadikan Irak dibawah kekuasannya.
Setelah wilayah timur berhasil dibawah kekuasaannya kecuali Khurasan.
Disana terjadi perang antara dia dan pendukung pemerintahan Umayyah.
Akhirnya
dia kalah dan melarikan diri pada tahun 82 H. Lalu dibunuh pada tahun
85 H/704 M. Hajjaz membunuh sekian banyak ulama yang mengikuti gerakan
Abdurrahman Ibnu Asy’ats. Ini diantaranya Said bin Zubair.
b. Hajjaz bin Yusuf Ats-Tsaqafi (95 H/714 M).
Dia
adalah orang yang paling terkenal diantara orang dekat Abdul Malik bin
Marwan dan sekaligus gubernur yang paling masyhur dalam sejarah. Dia
dikenal sebagai orang sangat politis, cerdas, keras, dan sekaligus kejam
baik saat ia berada didalam yang haq dan tidak haq. Dia termasuk salah
seorang pentolan yang memerangi Mu’sha ibnu Zubair yang kemudian
menjadikan Irak berada kekuasaan Bani Umayyah. Setelah itu dia
diperintahkan oleh Abdul Malik untuk memerangi Abdullah ibnuz Zubair
untuk menaklukan Hijaz. Dia berhasil menaklukan dan membunuh Abdullah
Ibnuz Zubair. Sejak itulah dia menjadi gubernur Hijaz.
Tak kala
terjadi krisis di Irak, maka Abdul Malik bin Marwan mengangkatnya
sebagai gubernur. Hajjaz menggunakan segala cara kekerasan dan kekejaman
untuk melawan orang-orang Irak, hingga Irak akhirnya menjadi stabil.
Pengaruhnya meliputi kawasan timur secara keseluruhan. Dia memiliki
peran yang sangat besar dalam melapangkan rintangan yang dihadapi oleh
pemerintah Bani Umayyah. Kekerasan seakan menjadi suatu kepastian yang
harus dia lakukan demi tercapainya keamanan dan kedamaian.
c. Khawarij
Gerakan
Khawarij mengalami kemajuan di Irak dan Jazirah Arabia. Namun panglima
perang Bani Umayyah berhasil menaklukan mereka dan menghancurkan
sebagian besar dari mereka. Pemimpin-pemimpin Khawarij yang terkenal
diperiode ini adalah Ibnul Fuj’ah dan Syabab Ibnu Syaibani.
4. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Sebelum
membahas lebih lanjut tentang peradaban Islam Khalifah Abdul Malik bin
Marwan, terlebih dahulu penulis perlu paparkan arti peradaban. Peradaban
Islam ialah pencapaian-pencapaian komunitas yang dilakukan manusia
dengan alat perantara Islam sehingga melahirkan kemajuan baik dibidang
politik, hukum, seni, budaya, teknologi, dll.
Kaitannya dengan perkembangan peradaban Khalifah Abdul Malik bin Marwan, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bidang Bahasa dan Sastra
Dalam
tata bahasa, pada masa Abdul Malik bin Marwan bahasa Arab menjadi
sangat maju. Bahasa Arab menjadi bahasa resmi negara sehingga semua
perintah dan peraturan serta komunikasi secara resmi memakai bahasa
Arab. Akibatnya bahasa Arab dipelajari oleh semua orang dan tumbuh lah
ilmu Qowaid dan ilmu lain untuk mempelajari bahasa Arab.
Bahasa Arab
menjadi bahasa resmi negara dan berkembang pesat sampai sekarang pada
banyak negara seperti Irak, Syiria, Mesir, Libanon, Libia, Tunisia,
Aljazair, Maroko, disamping Saudi Arabia, Yaman, Emirat Arab, dan
sekitarnya.
b. Bidang Infrastruktur Fisik
Abdul Malik bin Marwan
yang ahli dalam bidang Arsitektur. Dia adalah seorang yang berkemauan
keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun
panti-panti untuk orang cacat. Semua personil yang terlibat dalam
kegiatan yang humanis ini digaji oleh negara secara tetap. Dia juga
membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah
lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid
yang megah.
c. Bidang Administrasi Negara
Berkaitan dengan
administrasi negara, Khalifah Abdul Malik bin Marwan melakukan
Inovasi-inovasi pembenahan administrasi negara. Sistem administrasi yang
bersifat feodalistic dan manual diganti dengan sistem administrasi yang
modern. Disamping itu juga dalam mempermudah komunikasi administrasi,
bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa administrasi. Abdul Malik bin
Marwan juga merubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di
daerah- daerah yang dikuasai Islam diganti dengan mata uang sendiri pada
tahun 659M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.
d. Bidang Ekonomi
Perkembangan
ekonomi masyarakat pada masa ini cukup maju, terutama bidang
perdagangan. Hal ini berawal dari terobosan sang Khalifah yang membuat
mata uang tunggal dalam Negara. Masyarakat semakin aman dan termotivasi
dalam dunia bisnis, terutama perdagangan karena adanya mata uang
tunggal. Diperkirakan pada zaman ini perdagangan kain sutera sudah mulai
berkembang dan maju.
e. Bidang Madzhab dan Pemikiran.
Pada zaman
pemerintahan Abdul Malik bin Marwan ini tumbuhlah berbagai macam aliran
dan madzhab. Salah satunya adalah madzhab pemikiran Abu Khudaifah Wasil
bin Ato’ Al-Ghazali yang terkenal dengan sebutan aliran Mu’tazilah .
Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih pada permulaan abad ke II Hijriah
dikota Basroh, pusat ilmu dan peradaban islam pada saat itu. Tempat
perpaduan budaya asing dan pertemuan bermacam-macam agama.
Pada pemerintahan ini pula paham Khawarij mengalami perkembangan pesat terutama di Irak dan Jazirah Arab.
0 komentar:
Post a Comment