Bloggerberdatu

7/14/13

KHALIFAH ABDUL MALIK BIN MARWAN DAN KONTRIBUSINYA BAGI PERADABAN ISLAM

I. PENDAHULUAN
Setiap manusia secara Sunnatullah saling terkaitan. Sehingga akan membentuk kelompok-kelompok kecil yang notabennya adalah sebuah komunitas dan akan berbaur membentuk komunitas besar. Komunitas yang besar dengan kepemilikan wilayah yang luas, menentukan didirikannya sebuah pemerintahan. Seperti itu pula sebuah pemerintahan akan dipertahankan hingga turun menurun sehingga membentuk suatu pemerintahan atau Dinasti keluarga yang langgeng. Analogi seperti itu pula yang cocok diterapkan pada Dinasti Umayyah yang dari periode ke periode selalu menuntut untuk dipertahankan eksistensi dan kejayaannya.
Abdul Malik bin Marwan dalam bahasa sejarah beliau dikenal sebagai “Pendiri kedua” Pemerintahan Dinasti Bani Umayyah. Ini merupakan gelar secara kultural yang diberikan kepadanya oleh para sejarawan karena kehebatannya membangun dan mempertahakan Dinasti Umayyah.
Seperti apakah Abdul Malik bin Marwan?. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskannya.

II. RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apa profil Khalifah Abdul Malik bin Marwan?
2. Seperti apa sistem pemerintahannya ?
3. Apa saja peristiwa-peristiwa penting dimasa pemerintahannya ?
4. Bagaimana perkembangan peradaban islam pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan?

III. PEMBAHASAN
1. Profil Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Islam merupakan agama yang mengatur berbagai macam dimensi kehidupan, seperti politik, kebudayaan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan ilmu pengetahuan yang dikembangkan dari generasi ke generasi akan menghasilkan output sebuah tatanan islam yang berkelanjutan. Peradaban islam apabila tidak dilestarikan maka akan mengalami degradasi atau penurunan yang lama kelamaan akan mengalami kepunahan. Kaitannya dengan itu peradaban islam warisan Rasulullah SAW dari generasi ke generasi terus dikembangkan atau dilestarikan, tidak terkecuali pada zaman khalifah ke V Dinasti Bani Umayyah, yaitu Abdul Malik bin Marwan (685-705 M).
Abdul Malik bin Marwan adalah Khalifah ke V dari Dinasti Bani Umayyah, yang secara keseluruhan Bani Umayyah berkuasa dalam kekhalifahannya selama 90 tahun. Dinasti Umayyah beribu kota di Damaskus. Abdul Malik bin Marwan merupakan putra dari Khalifah Marwan bin Hakam. Nama lengkap beliau adalah Abdul Malik bin Marwan bin Hakam bin Ash bin Umayyah.
Melihat dari nasabnya, Abdul Malik bin Marwan dibesarkan dari keluarga ningrat. Pendidikan, kesejahteraan dan spiritual ia dapatkan dengan mudah. Walaupun demikian Abdul Malik bin Marwan sebelum diangkat menjadi khalifah ia tergolong orang yang tidak begitu menyukai kemewahan berupa fasilitas-fasilitas dari ayahnya. Pada zaman mudanya ia termasuk sosok yang zuhud, faqih, dan dianggap sebagai salah satu ulama besar dikota Madinah.
Abdul Malik bin Marwan memulai karir politiknya didalam kekhalifahan adalah ketika ia diangkat sebagai gubernur kota Madinah oleh Muawiyyah. Meskipun saat itu umurnya masih 16 tahun. Ini berarti disamping posisinya sebagai seorang ulama besar dikota Madinah, ia juga merangkap jabatan sebagai seorang politikus pemerintahan yaitu gubernur kota Madinah. Dualisme jabatan ini bukan berarti menurunkannya dari visi misi keulamaannya melainkan semakin meningkat kapasitas diri untuk menjadi seorang khalifah sepenuhnya dan ulama yang bijak. Selanjutnya ia menjadi khalifah pusat menggantikan ayahnya, yaitu Marwan bin Hakam. Ayahnya meninggal karena dibunuh oleh ibu tirinya sendiri. Marwan bin Hakam (ayahnya Abdul Malik) menikahi ibunya Khalid yang ia abaikan hak Khalid sebagai pewaris Muawiyyah II, maka ibu Negara (ibunya Khalid) kini istri Marwan bin Hakam tidak menyukainya dan membunuh Marwan dengan mencekik lehernya dalam keadaan tidur.
Abdul Malik bin Marwan dilantik sebagai khalifah disamping setelah ayahnya pada tahun 65 H / 684 M, ada satu yang alasan lain yaitu Abdul Malik bin Marwan berhasil menyingkirkan khalifah yang legal yaitu Abdullah bin Zubair. Abdul Malik bin Marwan berhasil mengambil Irak dari tangan Abdullah bin Zubair dan menaklukan Hijaz secara keseluruhan. Setelah Abdullah bin Zubair terbunuh maka ia dibaiat oleh seluruh masyarakat muslim. Dia menjadi Khalifah sejak tahun 73 H / 692 M. Keadaan negara aman ditangannya.

2. Sistem Pemerintahan
Pemerintahan Abdul Malik bin Marwan pada dasarnya tidak berubah dari sistem-sistem sebelumnya, yaitu Monarchi Heridetis (kerajaan turun menurun)
Dalam menjalankan pemerintahan, Abdul Malik bin Marwan melakukan berbagai trobosan-trobosan eksplisit dalam mengembangkan wilayah kekuasaannya. Akan tetapi dalam mengembangkan trobosan dan ekspansi penaklukan ke wilayah yang lain Abdul Malik bin Marwan mendapatkan gangguan keamanan di internal Kerajaan, yaitu perlawanan kaum Khawarij dan kaum Asy’ats. Gangguan keamanan itu bisa diredam sebelum membesar. Selanjutnya Abdul Malik bin Marwan mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkh, Bukhoro, Khawarizm, Ferghana, dan Samarkan. Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai Balugistan, Sind, dan daerah-daerah Punjab sampai ke Maltan.

3. Peristiwa-peristiwa penting dimasa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan
a. Pemberontakan Abdurahman Ibnu Asy’ats (81-85 H/ 700-704 M).
Hajjaz yang saat itu menjadi Gubernur Irak menugasi Abdurrahman untuk melakukan penyerangan ke Negeri Turki pada tahun 81 H. dan berhasil mencapai banyak kemenangan-kemenangan. Kemudian ia menyatakan pembangkangannya kepada Hajjaz dan Abdul Malik bin Marwan. Lalu dia memerangi Hajjaz dan berhasil menjadikan Irak dibawah kekuasannya. Setelah wilayah timur berhasil dibawah kekuasaannya kecuali Khurasan. Disana terjadi perang antara dia dan pendukung pemerintahan Umayyah.
Akhirnya dia kalah dan melarikan diri pada tahun 82 H. Lalu dibunuh pada tahun 85 H/704 M. Hajjaz membunuh sekian banyak ulama yang mengikuti gerakan Abdurrahman Ibnu Asy’ats. Ini diantaranya Said bin Zubair.
b. Hajjaz bin Yusuf Ats-Tsaqafi (95 H/714 M).
Dia adalah orang yang paling terkenal diantara orang dekat Abdul Malik bin Marwan dan sekaligus gubernur yang paling masyhur dalam sejarah. Dia dikenal sebagai orang sangat politis, cerdas, keras, dan sekaligus kejam baik saat ia berada didalam yang haq dan tidak haq. Dia termasuk salah seorang pentolan yang memerangi Mu’sha ibnu Zubair yang kemudian menjadikan Irak berada kekuasaan Bani Umayyah. Setelah itu dia diperintahkan oleh Abdul Malik untuk memerangi Abdullah ibnuz Zubair untuk menaklukan Hijaz. Dia berhasil menaklukan dan membunuh Abdullah Ibnuz Zubair. Sejak itulah dia menjadi gubernur Hijaz.
Tak kala terjadi krisis di Irak, maka Abdul Malik bin Marwan mengangkatnya sebagai gubernur. Hajjaz menggunakan segala cara kekerasan dan kekejaman untuk melawan orang-orang Irak, hingga Irak akhirnya menjadi stabil. Pengaruhnya meliputi kawasan timur secara keseluruhan. Dia memiliki peran yang sangat besar dalam melapangkan rintangan yang dihadapi oleh pemerintah Bani Umayyah. Kekerasan seakan menjadi suatu kepastian yang harus dia lakukan demi tercapainya keamanan dan kedamaian.
c. Khawarij
Gerakan Khawarij mengalami kemajuan di Irak dan Jazirah Arabia. Namun panglima perang Bani Umayyah berhasil menaklukan mereka dan menghancurkan sebagian besar dari mereka. Pemimpin-pemimpin Khawarij yang terkenal diperiode ini adalah Ibnul Fuj’ah dan Syabab Ibnu Syaibani.

4. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang peradaban Islam Khalifah Abdul Malik bin Marwan, terlebih dahulu penulis perlu paparkan arti peradaban. Peradaban Islam ialah pencapaian-pencapaian komunitas yang dilakukan manusia dengan alat perantara Islam sehingga melahirkan kemajuan baik dibidang politik, hukum, seni, budaya, teknologi, dll.
Kaitannya dengan perkembangan peradaban Khalifah Abdul Malik bin Marwan, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bidang Bahasa dan Sastra
Dalam tata bahasa, pada masa Abdul Malik bin Marwan bahasa Arab menjadi sangat maju. Bahasa Arab menjadi bahasa resmi negara sehingga semua perintah dan peraturan serta komunikasi secara resmi memakai bahasa Arab. Akibatnya bahasa Arab dipelajari oleh semua orang dan tumbuh lah ilmu Qowaid dan ilmu lain untuk mempelajari bahasa Arab.
Bahasa Arab menjadi bahasa resmi negara dan berkembang pesat sampai sekarang pada banyak negara seperti Irak, Syiria, Mesir, Libanon, Libia, Tunisia, Aljazair, Maroko, disamping Saudi Arabia, Yaman, Emirat Arab, dan sekitarnya.
b. Bidang Infrastruktur Fisik
Abdul Malik bin Marwan yang ahli dalam bidang Arsitektur. Dia adalah seorang yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk orang cacat. Semua personil yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh negara secara tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.
c. Bidang Administrasi Negara
Berkaitan dengan administrasi negara, Khalifah Abdul Malik bin Marwan melakukan Inovasi-inovasi pembenahan administrasi negara. Sistem administrasi yang bersifat feodalistic dan manual diganti dengan sistem administrasi yang modern. Disamping itu juga dalam mempermudah komunikasi administrasi, bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa administrasi. Abdul Malik bin Marwan juga merubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah- daerah yang dikuasai Islam diganti dengan mata uang sendiri pada tahun 659M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.


d. Bidang Ekonomi
Perkembangan ekonomi masyarakat pada masa ini cukup maju, terutama bidang perdagangan. Hal ini berawal dari terobosan sang Khalifah yang membuat mata uang tunggal dalam Negara. Masyarakat semakin aman dan termotivasi dalam dunia bisnis, terutama perdagangan karena adanya mata uang tunggal. Diperkirakan pada zaman ini perdagangan kain sutera sudah mulai berkembang dan maju.
e. Bidang Madzhab dan Pemikiran.
Pada zaman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan ini tumbuhlah berbagai macam aliran dan madzhab. Salah satunya adalah madzhab pemikiran Abu Khudaifah Wasil bin Ato’ Al-Ghazali yang terkenal dengan sebutan aliran Mu’tazilah . Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih pada permulaan abad ke II Hijriah dikota Basroh, pusat ilmu dan peradaban islam pada saat itu. Tempat perpaduan budaya asing dan pertemuan bermacam-macam agama.
Pada pemerintahan ini pula paham Khawarij mengalami perkembangan pesat terutama di Irak dan Jazirah Arab.

0 komentar: