Kisah Malaikat Maut dan Seorang Bayi
Ibrahim A.S. pernah bertanya pada malaikat maut “Pernahkah kau merasa kasihan ketika mengambil nyawa seseorang?”
Malaikat maut menjawab “Ya, aku ingat ada seorang wanita hamil yang sedang
bepergian dengan kapal laut. Allah memerintahkanku untuk mencabut
nyawanya. Kemudian aku mengambil nyawanya ketika dia sedang melahirkan seorang bayi
laki-laki. Kemudian aku bertanya kepada Allah 'Ya
Allah, bagaimana dengan bayi ini? Kapal ini mulai tenggelam akibat badai.' Allah berfirman “Ambillah papan kayu dari kapal ini, letakkan dia disana dan kemudian
Aku yang akan menjaganya.” Malaikat maut berkata kepada Ibrahim A.S. “Aku terus memikirkannya,
bagaimana mungkin bayi ini akan selamat?”
Tapi lihatlah ketetapan Allah. Bayi ini berada pada papan kayu dan dia terombang-ambing. Alhamdulillah ketika bayi itu sampai ke pesisir pantai, ada orang-orang yang menyelamatkannya.
Setelah bertahun-tahun, bayi ini tumbuh menjadi
seorang anak laki-laki, terus beranjak ke usia remaja. Allah S.W.T. memberinya
kekuatan dan pengetahuan,
Allah menjadikan dia seorang raja. Nama anak ini adalah Shaddad.
Seiring waktu berjalan, kerajaan dan kekuatannya membuatnya sombong, dia berpaling dari Allah, hingga akhirnya dia mengaku bahwa dirinya Tuhan.
Seiring waktu berjalan, kerajaan dan kekuatannya membuatnya sombong, dia berpaling dari Allah, hingga akhirnya dia mengaku bahwa dirinya Tuhan.
Jadi suatu hari dia
berkata kepada
rakyatnya “Bersujudlah
di hadapanku karena akulah Tuhan!” Mereka berkata
kepadanya “Shaddad, kau adalah seorang
raja dan kami menghormatimu, tapi hanya sampai disitu saja. Kau berkata bahwa
kau adalah Tuhan? Jelas ini sudah kelewat batas.” Shaddad berkata “Kalau begitu, apa bedanya antara aku dengan
Tuhan?” Mereka berkata “Shaddad,
hanya Allah yang menentukan kehidupan dan kematian. Hanya Allah yang
menciptakan surga dan neraka.” Jadi Shaddad berkata “Terus kenapa? Aku akan tunjukkan kepada
kalian, aku juga bisa menentukan
kehidupan dan kematian.”
Jadi dia menyuruh sekumpulan prajuritnya untuk pergi dan
membawa sekumpulan warga sipil ke hadapannya. Kemudian dia membagi
mereka ke dalam 2 kelompok.
Setelah itu, dia berkata pada penjaganya “Bunuhlah kelompok yang pertama!”,
sehingga para penjaga membunuh orang-orang pada kelompok pertama. Kemudian
dia berkata pada mereka “Lihatlah, aku
menentukan kematian!” Lalu dia berkata pada para penjaganya “Bunuhlah
kelompok yang kedua!” dan ketika para penjaga baru saja ingin membunuh
kelompok yang kedua, Shaddad berkata “Berhenti!”
Kemudian dia berkata kepada mereka “Lihatlah,
aku menentukan kehidupan.”
Mereka berkata padanya “Ketahuilah
Shaddad, Allah telah membuat surga dan neraka, jadi mana surga dan nerakamu?”
Jadi Shaddad mulai membuat surga di bumi ini. Dia mengumpulkan para arsitek terbaik di muka
bumi pada masa itu, para tukang bangunan terbaik pada masa itu, batu bata paling
mahal, peralatan paling mahal, dia memiliki semuanya. Dan semua ini butuh bertahun-tahun. Para
arsitek dan tukang bangunan ini akhirnya dapat membangun sesuatu yang
menyerupai surga. Mereka membuat sebuah taman yang sangat indah, begitu banyak
buah-buahan di taman ini, beraneka
macam pepohonan, tetumbuhan yang sangat indah
sampai-sampai ketika angin bertiup, maka angin menebarkan wewangian yang begitu
harum dari bunga-bunga.
Akhirnya datanglah hari
upacara pembukaannya. Shaddad sangat
ingin melihat surganya dan menunjukkannya kepada orang-orang, menantang Allah.
Jadi dia menunggangi kudanya dan
pergi ke surga buatannya. Ketika dia baru saja ingin turun dari
kudanya, baru melangkah satu langkah memasukinya, pada saat itu malaikat
maut sudah menunggunya. Shaddad bertanya “Siapa
dirimu?” Dia berkata “Aku adalah
malaikat maut dan aku telah diperintahkan oleh Allah untuk mengambil nyawamu
saat ini juga.” Dan malaikat maut mengambil nyawanya. Kemudian Allah
memberitahukan malaikat maut “Wahai malaikat
maut, inilah bayi yang dulu kau selamatkan dari kapal yang hampir tenggelam puluhan tahun yang lalu.”