Bloggerberdatu

7/7/13

nasehat dalam menggunakan lisan

BERKATALAH YANG BAIK ATAU DIAM
Salah satu sifat dan akhlaq orang yang beriman adalah
Berkatalah yang baik atau diam,
dan
Jagalah Lisanmu
___________________________________________________
Kaum muslimin dalam kehidupan bermasyarakatnya
memiliki keistimewaan yang menjadi ciri khas mereka,
yaitu adanya sifat kasih sayang dan persaudaraan,
yang mana sifat kasih sayang tersebut
menghiasi mereka sementara wajah mereka dihiasi dengan
senyuman.
Dasar kehidupan sesama mukmin adalah persaudaraan dan
persahabatan yang baik.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.”
(Al Hujurat: 10)
Allah subhanahu wa ta’ala
telah mengharamkan atas kaum mukminin
untuk melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka,
sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala yang berbunyi:
”Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamr/arak dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat,
maka berhentilah kamu (dari melakukan perbuatan itu).” (Al-Maidah: 91)
Dan
Allah subhanahu wa ta’ala telah memberi karunia
kepada hamba-hambaNya dengan
menumbuhkan rasa kesatuan di dalam hati mereka.
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
”Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika dahulu (masa jahiliyah) kamu bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah
(menjadi )orang-orang yang bersaudara.”
(Ali Imran: 103)
Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman pula:
”Dialah yang memperkuatmu dengan pertolonganNya
dan dengan para mukmin.
Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu
membelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.”
(Al-Anfal: 62-63).
Adalah selayaknya setiap pribadi muslim
untuk menjaga lidahnya
sehingga tidak berkata-kata kecuali untuk kebaikan,
dan
jika berkata-kata itu sama baiknya dengan tidak berkata-kata,
maka agama menganjurkan untuk tidak berkata-kata,
karena terkadang perbincangan yang halal
dapat berubah menjadi perbincangan yang makruh
dan bahkan menjadi perbincangan yang haram,
inilah yang sering terjadi di antara manusia.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu,
dari Nabi shalallahu alaihi wa salam,
beliau bersabda:
”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka
hendaklah ia berkata-kata yang baik atau hendaklah ia diam.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang telah disepakati keshahihannya ini
disebutkan
bahwa tidak layak seseorang berbicara
kecuali jika kata-katanya itu mengandung kebaikan,
yaitu perkataan yang mendatangkan kebaikan.
Untuk itu jika seseorang ragu
tentang ada atau tidaknya kebaikan
pada apa yang akan diucapkannya
maka
hendaklah ia tidak berbicara.
Orang yang beriman
kepada Allah subhanahu wa ta’ala
tentu dia takut kepada ancaman-Nya, mengharapkan pahala-Nya,
bersungguh-sungguh melaksanakan perintah
dan meninggalkan larangan-Nya.
Yang terpenting dari semuanya itu ialah
mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badannya
karena kelak
dia akan dimintai tanggung jawab
atas perbuatan semua anggota badannya,
sebagaimana tersebut pada firman Allah:
”Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya
kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya”
(Al Isra’ ayat 36)
Bahaya lisan itu sangat banyak,
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam
juga bersabda:
”Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka
karena tidak dapat mengendalikan lidahnya” (HR Timridzi)
Beliau juga bersabda:
”Tiap ucapan anak Adam menjadi tanggung jawabnya,
kecuali
menyebut nama Allah, menyuruh berbuat ma’ruf,
dan mencegah kemungkaran.”
(HR Tirmidzi)
Barang siapa memahami hal ini dan beriman kepada-Nya
dengankeimanan yang sungguh-sungguh,
maka Allah akan memelihara lidahnya sehingga dia
tidak akan berkata
kecuali perkataan yang baik atau diam.
Yang terakhir,
nasehat dari Imam Syafi’i yang mengatakan:
”Jika seseorang akan berbicara
hendaklah ia berfikir sebelum berbicara,
jika yang akan diucapkannya itu
mengandung kebaikan maka ucapkanlah,
namun jika ia ragu
(tentang ada atau tidaknya kebaikan
pada apa yang akan ia ucapkan)
maka
hendaklah tidak berbicara
hingga yakin bahwa apa yang akan diucapkan itu
mengandung kebaikan. “
Semoga ada manfaatnya bagi kita,
dan marilah kita belajar menjaga jaga lisan – lisan kita
dan terus berusaha untuk memikirkan terlebih dahulu,
apa yang hendak kita ucapkan.
.
Allahu A’lam
___________________________________________________
Maraji’:
1. Abdul Malik Abdul Qosim, Bagaimana Menjaga Hati,
Darul Haq
2. Ibnu Daqiq Al ‘ied, Syarah Hadits Arbain, Media
Hidayah

0 komentar: